Rabu, 15 Agustus 2012
PUISI AYAH GANTENG
NASEHAT AYAH KEPADA ANAKNYA (1)
Seperti laut yang bangga kepada ombaknya
serupa gunung yang bangga akan ketinggian puncaknya
ku ingin menjadi ayah yang bangga terhadap anak-anaknya
maka tuntutlah ilmu setinggi yang engkau mampu
carilah harta sebanyak yang engkau damba
namun jangan pernah lupa
andaipun bumi dapat kau genggam seluruh isinya
dan semua kau persembahkan untuk bunda
sesungguhnya itu takkan bisa menutupi
meski hanya jejak setapak kaki
dari perjalanan yang pernah ia lakoni
NASEHAT AYAH KEPADA ANAKNYA (2)
------------------------------
Sejak dalam rahim ibumu
telaga rinduku mengalirkan kekaguman
gerak-gerikmu menjadi bait-bait bahagia
menyuburkan setangkai puisi berbunga asa
sembari menunggu tangismu membuka lembaran baru
aku tetap terjaga hingga batas pagi buta
memintal benang-benang do'a untuk segumpal jiwa
kini engkau telah mengenal segala musim dan cuaca
maka apapun yang engkau rasa
tetaplah setia kepada kearifan
jadilah penabur benih kebenaran
NASEHAT AYAH KEPADA ANAKNYA (3)
------------------------------------------------
Satu demi satu angka-angka kalender berlalu
pergi meninggalkan kau dan aku
kini rona senja mekar di pelupuk mata
menduga-duga di mana berada tapal batas usia
setangkai sujud sewangi kasturi menyeretku ke tepi do'a
sesekali pipi ini basah berkaca-kaca
namun bening airmata itu memancarkan gemerlap cahaya cinta
untukmu : pelita di kala gulita
jika kelak ku harus lebih dahulu menutup mata
satu yang ku pinta : tetaplah membuatku merasa bangga
agar di hadapan sang pencipta aku bisa mempertanggungjawabkan amanah-Nya
NASEHAT AYAH KEPADA ANAKNYA (4)
-----------------------------------------------------------
Di tepian waktu
kita hanyalah laksana sekumpulan serangga malam yang mengitari lampu
kemudian menukik tajam dan menyisakan diam
sedangkan rahasia mutlak menjadi milik-Nya
pun kematian menjadi bayangan bagi kelahiran akan terus mengalir sebagai takdir
pasti tiba suatu masa di mana kita 'kan mendengar bisikan maut
saat itulah untaian kalimat tersumbat tak bersuara
dan tatapan mata yang berkabut adalah penggantinya
maka sadarilah sepenuhnya
bahwa sesungguhnnya dunia hanyalah tempat persinggahan sementara
dan kelak bakal tertinggal semuanya
tiada yang dapat dibawa, kecuali amal semata
*( Analisa, 25 Januari 2012 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
KUMPULAN PARA PEMIMPI
BalasHapus--------------------------
Karena kita hanyalah kumpulan para pemimpi
apalagi yang bisa kita lakukan selain merajut puisi demi puisi
maka bersyukurlah wahai para sahabat
meskipun mutiara-mutiara kata baru bisa kita dapat
KEABADIAN HANYA MILIK ILAHI
---------------------------------
Serupa embun di kelopak daun
hadir menyambut pagi
pulang dijemput matahari
datang untuk pergi lagi
pergi untuk datang kembali
keabadian hanya milik Ilahi
MISKIN KEPEDULIAN
--------------------
Yang kita rasakan kini bukan lagi se-
kadar gerimis
tapi hujan,sederasnya hujan
tak hanya sekujur badan yang ia dinginkan
bahkan kalbu telah pula membeku
berjuta hati kian enggan berbagi
miskin kepedulian yang benar-benar kasat mata
L A L A I
-----------
Masih saja kita lalai
meski sesungguhnya pertunjukan nyaris usai
masih saja kita terlena
padahal mentari telah hampir tiba di batas cak-
rawala
menyangka bumi kan benderang selamanya
hingga lupa mempersiapkan lentera
tuk penerang jalan ketika harus kembali pulang
*( Analisa, 8 Februari 2012 )
CATATAN SEJARAH YANG BERGELIMANG DARAH
BalasHapus----------------------------------------------------------------------
Dengan sejuta jejak luka
bersama angin yang ingin belajar berbicara
ku akhiri pengembaraan ini
pengembaraan yang salah arah
terlalu mudah hati menjelma kawah
mendidih
menggelegak
meledak-ledak
panas
buas
beringas
seakan sejarahku takkan terhapus meski oleh kematian
sungguh, mendengar ini aku ketakutan
aku lelah bergelimang resah
kini aku pulang, ya Allah
akan kutata kembali pilar-pilar ibadah yang telah lama goyah
MENGAPA TEGA MENCIPTA KASTA
----------------------------------------------
Padahal bumi yang kita pijak adalah sama
pun langit yang menaungi kita tiada beda
lalu mengapa tega mencipta kasta
seakan kita tak lagi bersaudara
tolong ingatkan mereka
asal-usul kita juga sesungguhnya sama
semua terlahir dari rahim kepatuhan
LUBUK HATIKU
--------------------
Dik,
jangan biarkan bibirmu basah
hanya untuk keluh dan kesah
berkunjunglah ke sini
ke dalam lubuk hatiku ini
begitu banyak ruang untuk kau pandang
agar segenap resah yang selalu mendesah di setiap helaan napasmu segera menghilang
*( Analisa, 7 Maret 2012 )
Ok, sudah dulu ya! Insya-Allah yang lain akan segera menyusul.Salam ceria untuk semua pembaca.
BalasHapus